Nasehat Pusaka Kepada Pembaca


NASEHAT PUSAKA KEPADA PEMBACA


Aturan dan cara-nya membaca Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” ini amat sederhana, tiap kali membaca harus menyalakan 3 (tiga) atau 5 (lima) batang dupa (hio), kalau dapat menyalakan lilin itu-lah lebih baik. 


Kalau di dalam rumah belum bersedia tempat untuk gambar Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee”, dapat juga diadakan lain tempat gambar-nya Dewa, kalau semua tempat gambar Dewa itu belum bersedia juga, menghadap-lah di lapangan ke arah Utara untuk membaca-Nya, boleh juga di ruangan depan atau di dalam kamar suci. 


Dalam sabda-sabda Kitab Suci ini dibagi dalam tiga Bab : Bab Pertama di-baca pada waktu pagi, Bab Tengah untuk di-baca pada waktu tengah hari dan Bab Terakhir untuk di-baca pada waktu malam. 


Kalau pada waktu pagi dan tengah hari tak ber-tempo, dapat juga pada waktu malam membaca tiga Bab itu sampai selesai, kalau Orangtua yang kurang sehat atau lain soal yang menyebabkan membaca sampai ke-tengah dapat istirahat antara 5-10 menit lama-nya baru di-sambung terus. 


Orang yang tak makan barang hidup (tjiak-tjay atau vegetarian), atau yang tidak pantang, dapat membaca-Nya juga, tapi harus sungguh-sungguh hati dan tenang pikiran, setelah minum minuman keras jangan-lah membaca-Nya. Mengenakan baju harus yang bersih, walaupun robek-robek tak menjadikan halangan, hanya harus bersih dan lain-lain. 


Hari Lahir Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” pada tiap-tiap Tahun Tanggal 1 (satu) atau Bulan Imlek Pertama dan Hari Naik ke Surga-Nya ialah pada Tanggal 6 (enam) atau Bulan Imlek ke-Sebelas. 


Barang sembahyang untuk meng-hormati Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” boleh menuruti kebiasaan umum, tidak membedakan Orang yang makan daging hidup atau tjiak-tjay, hanya yang ber-pantangan besar memotong angsa, itik dan sebangsa-nya. 


Sebab Pengikut-Nya di kanan dan di kiri-Nya amat melarang memakai binatang yang dapat berenang di atas air, karena mereka itu adalah pemberi budi besar-Nya ke-dua Pengikut itu. 


Jika pakai bunga lebih baik, dupa besar dan lilin besar dapat dipergunakan dan jangan meng-hambur-kan uang dengan jumlah yang besar itu adalah bohong.


Biasanya membaca Kitab Suci ini dan men-doa untuk pertolongan biasa, tidak usah ber-lutut, dapat menurut cara kehormatan zaman sekarang, karena Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” menjalankan Kasih Sayang, Keadilan dan ke-Moril-an, hanya sebelum membaca Kitab Suci ini terlebih dahulu harus menundukkan badan memberi hormat 3 (tiga) kali, kalau tidak menundukkan badan dapat juga memberi sembah saja, seperti keterangan di dalam Kitab Suci ini. 


Yang diutamakan hanya Orang itu di dalam hati sanubari-nya harus ber-pokok perilaku perbuatan yang Adil dan Kasih Sayang, kalau menurut syarat-syarat yang diterangkan di atas itu, permintaan pasti-lah dikabulkan-Nya.



Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” berlainan daripada yang lain Kitab Suci, kalau Orang itu tidak ber-tempo, dapat juga diwakili oleh Sanak-Famili atau Orang lain untuk membaca-Nya, ini-lah menjaga supaya di depan Dewata tiap hari ada ber-suara bacaan Kitab Suci ini, supaya doa-nya mendapat kurnia-an. 


Kalau diri kita merasa kesal, boleh men-doa kepada-Nya, karena Orang baik pasti mendapat Dewata yang menolong segala hal yang tak sudi.


Kalau di lain tempat yang ber-Dewata, Kelenteng, tempat pesta, perayaan dan lain-lain, dengan membaca-Nya, dapat-lah menambah ke-jitu-an tempat tersebut dan juga ber-tanggung-lah tidak dapat sampai terjadi hal-hal yang jelek yang tak berduga-duga datang-nya. 


Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” di Surga sebagai Tuhan Raja, kepada Kitab Suci menjalankan Kasih Sayang, Keadilan dan ke-Moril-an, telah 5 (lima) kali mengharukan Angkasa dan Sang Surya, maka yang membaca-Nya akhir-nya amat besar hasil-nya, selain daripada itu masih banyak ter-bukti kenyataan-Nya tidak habis-habis-nya untuk ditulis. 


Di dalam isi-nya Kitab Suci ini tidak mengijinkan mengubah arti sabda-sabda dari Kitab Suci ke-seluruhan-nya, karena bisa dapat balasan yang membahayakan diri (ter-kecuali untuk terjemahan Bahasa Indonesia, dan lain-lain dengan syarat boleh mengubah menurut buku asli-nya kepada lain-lain Bahasa). 


Membantu menulis, mencetak dan menyiarkan Kitab Suci ini untuk diedarkan kepada umum, pasti-lah mendapat karunia dari Tuhan dan Rejeki yang tak terbatas besar-nya.



Permulaan Tuhan menciptakan Manusia dengan aneka macam, hal-hal yang baik atau jahat, ke-semua-nya ditimbul dari dalam hati rohani Manusia sendiri yang berbuat baik, Tuhan pasti memberi selamat dan bahagia, yang berbuat jahat, pasti-lah di-hukum menurut hukuman dan menemui bencana dan tak selamat. 


Di dalam rumah tangga mendapat kesukaran ke-semua-nya itu dari perbuatan Nenek Moyang yang turun temurun berbuat dosa dan kejahatan amat berat atau diri sendiri dalam hidup sehari-hari-nya berbuat jahat, tidak perduli perbuatan itu sedikit atau banyak, maka mendapat pembalasan kesusahan dan kepahitan dalam penghidupan-nya.


Seseorang yang ingin menghilangkan ke-dosa-an dan kejahatan-nya, harus-lah ber-sembahyang di depan Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” untuk menebus dosa-dosa-nya, maka harus memberi hormat 3 (tiga) kali ber-lutut dan 9 (sembilan) kali menundukkan kepala memberi hormat besar, selain daripada itu dan setelah selesai membaca-Nya dalam hati pun harus membaca dengan ber-lutut sebagai kata-kata yang berikut ini :


“Saya yang bernama : …………………………….. Pemercaya,

tidak tahu Nenek Moyang saya atau diri saya sendiri
pada waktu atau masa yang telah Lampau
tidak ber-hati-hati atau tidak sengaja tak tahu bersalah apa,


( kini dalam hati dengan diam-diam berpikir menerangkan
untuk menebus dosa-dosa,
bermohon pada Tuhan dapat mengampuni segala dosa itu ),
maka mulai dari sekarang dan seterus-nya

Saya yang bernama : …………………………… Permercaya,
mengetahui benar harus mengubah diri menjadi Orang yang Baik.



Dalam perkataan tersebut bisa di-ubah menurut cara ter-sendiri, asal dalam hati-nya harus berlaku timbang-menimbang kepada Orang lain. 


Dan meminta kepada Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” mengurniakan selamat. 



Cara-cara untuk menebus dosa-dosa itu seperti dibawah ini : 


Untuk dosa yang ringan ber-doa dan membaca 1 (satu) tahun atau lebih, dan yang lebih berat dosa-nya harus memberi doa puluhan tahun atau lebih, dan yang lebih berat dosa-nya harus memberi doa sampai tiga atau lima puluh tahun lama-nya. Ke-semua-nya tergantung pada keadaan dosa diri sendiri.


Jika siapa saja yang menebus dosa secara aturan ini dosa-dosa yang ber-turun-temurun itu pasti-lah dapat di-tebus sampai habis tak sampai menimpa ke Anak-Cucu kita lagi. 


Oleh karena Kitab Suci ini ber-sabda : 


“TIAP-TIAP ORANG YANG BER-SALAH, TAHU SALAH HARUS DI-UBAH”.


Sebagian Orang seumur hidup-nya tak ber-sembahyang, tapi perilaku-nya menurut umum yang sewajar-nya, ini-lah yang dinamai “Orang biasa”. 


Kalau Orang itu dalam hati-nya ber-kerohanian, ber-Kasih Sayang dan Keadilan, ini-lah yang dinama “Orang baik”, karena Tuhan menjadikan Manusia perilaku-nya senantiasa berlainan yang paling di-khawatir-kan ialah, di dalam seumur hidup-nya berlaku dan berbuat seenak-nya atau malang melintang tidak mem-perduli-kan Kebaikan, ini-lah Orang yang ber-dosa besar. 


Kalau kita meminta sesuatu atau untuk menebus dosa-nya pada hadapan Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” ke-semua-nya itu pasti-lah berhasil baik, hanya dalam hati sanubari-nya harus betul-betul dapat dan sanggup mengubah segala dosa-dosa dan kesalahan-nya, hal permintaan itu pasti-lah dikabulkan oleh-Nya.


Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” di dalam Surga menjadi Ketua Dewata-Dewata telah tersebar dan ter-sohor di seluruh Duniawi, ada juga Agama yang memuja-Nya, tanpa pakai dupa dan lain-lain. Hanya dengan cara tersendiri, boleh juga membaca Kitab Suci ini, karena telah diterangkan diatas dan ber-sabda : 


“Dalam Bab yang Pertama, Tengah dan Akhir ini, adalah sumber semua pelajaran, semua Nabi, Dewata dan lain-lain Agama, jika menyiarkan pelajaran ini-lah Kitab Suci untuk pelajaran Bab yang Pertama”.



Bab-bab dan sabda-sabda yang disebut di atas itu ialah : Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” menjalankan ke-rohani-an hal yang ber-Kasih Sayang dan Keadilan untuk menolong kalangan umum, Buku Kitab Suci ini tidak untuk di-jual, semua Orang yang ber-niat mencetak, boleh saja, karena untuk menjaga peredaran untuk selama-lama-nya Kitab Suci, “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok”.



Sumber: 
Buku Sumbangan dari Para Dermawan di Vihara atau Kelenteng