Bagian Pertama


BAGIAN PERTAMA


1.
Di Surga yang ber-tingkat sembilan ada Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee”, 
Beliau adalah Nabi yang di zaman purbakala. 
Mengorbankan Diri untuk meng-halangi bencana dari Utara. 
Begini-lah hidup-Nya untuk kehidupan makhluk semesta.


Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” adalah Nabi yang di zaman purbakala, Dia ber-diam di Surga tingkat ke-sembilan, karena Beliau sebelum-nya telah mengorbankan Diri-Nya untuk men-cegah bencana banjir besar dari Utara Sungai “Kuning” (Huangho) yang akan memakan banyak jiwa, maka Beliau dengan rela hati mem-bendung air banjir tersebut dengan mengorbankan Diri-Nya, maka Makhluk Semesta ter-hindar dari bencana maut di waktu itu.



2.
Semua Makhluk Semesta ber-hutang Budi dan Jasa-Nya.
Jasa dan Budi-Nya besar benar tidak ter-hitung. 
Dalam se-umur hidup-Nya, hati-Nya senantiasa men-jalan-kan Kasih Sayang dan Setia pada Keadilan. 
Adat sifat-Nya men-jalan-kan perilaku baik yang mendalam.


Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” karena menolong Sesama Umat Manusia, maka Kita sebagai Sesama Umat Manusia telah menerima Budi dan Jasa-Nya yang tak terhingga besar-nya, ini-lah dapat di-mengerti bahwa Beliau se-umur hidup-Nya ber-Kasih-Sayang, Setia Keadilan dan perilaku baik yang dalam.



3.
Beliau mengorbankan hidup Diri-Nya guna hidup untuk Umum.
Menolong Umat Manusia telah menjadi Budi besar.
Roh yang Suci ber-gemerlapan sepanjang masa. 
Senantiasa dapat ber-hidup sesama umur Angkasa dan Sang Surya.


Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” karena Jasa dan Budi-Nya tak terhingga pada Umat Manusia yang telah tertolong, maka Roh Suci-Nya senantiasa ber-terang benderang sepanjang masa, bahkan tak kunjung padam, sebagai usia Bapak dan Ibu Pertiwi Sang Surya.



4.
Segala Agama memuja Kemuliaan Hati-Nya. 
Karena men-jalan-kan Kasih Sayang dan Setia pada Keadilan. 
Roh-Nya di dalam Surga yang ber-tingkat ke-sembilan. 
Tetapi selalu senantiasa ber-tanam bibit hati penolong untuk Kita. 


Penjelasan:
Segala Agama ber-sujud kepada hati-Nya, karena Beliau men-jalan-kan, Kasih Sayang dan Setia pada Keadilan, walaupun Beliau berada di Surga yang jauh, tetapi selalu mempunyai hati penolong kepada Kita.



5.
Di dalam Angkasa Raya menjadi Tokoh Raja Dewata. 
Memberi Nasehat pada Duniawi. 
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” memerintahkan Bintang Pengawal-Nya yang ber-nama “Tai Pai Sen Kiun”. 
Supaya Bintang Pengawal-Nya itu turun ke alam duniawi yang fana ini. 


Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” adalah tokoh Raja Angkasa Raya karena Beliau senantiasa ber-niat memberi penolong Kebaikan pada sesama Umat Manusia maka Beliau mengutuskan pada Pengawal-Nya yang ber-nama “Tai Pai Sen Kiun” turun ke duniawi yang fana ini memberi Kitab Suci pada Kita untuk berlaku Kebaikan.



6.
Di-kurnia-kan Injil Kitab Suci yang tertulis. 
Ke-seluruh-an-nya dibagi Tiga Bagian Bab. 
Bagian Bab Pertama, Tengah dan Akhir telah di-jadi-kan se-jilid Kitab Suci. 
Ke-semua-nya adalah tulisan Naskah yang telah di-utus-kan.


Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” mengurniakan pada Duniawi se-jilid Kitab Suci yang ber-nama “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” isi-nya di-bagi Tiga Bagian yang telah di-jadi-kan se-jilid Buku Kitab Suci, ke-semua-nya adalah naskah tulisan dari-Nya.



7.
Asal Injil Kitab Suci memakai kata-kata yang di-per-guna-kan oleh Umum. 
Tiap-tiap lima huruf kata di-jadi-kan se-kalimat. 
Kitab Suci Nabi yang di-namai “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok”. 
Juga dapat di-kata : Kitab Suci Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee”.


Penjelasan:
Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” juga dapat di-namai Kitab Suci “Giok Tee”, yang di-tulis dengan kata-kata yang mudah di-mengerti oleh Umum dan di-atur dengan lima huruf kata menjadi se-kalimat.



8.
Ber-Bakti, ber-cinta, ber-Setia dan Kepercayaan. 
Ber-Sopan-santun, ber-Keadilan, Suci Hati serta ber-Moral Hati. 
Dalam hati sanubari Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee”, 
Senantiasa men-jalan-kan ke-delapan adat Kesopanan itu.


Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” selalu men-jalan-kan Perilaku ke-delapan itu, ialah: Ber-Bakti, ber-Cinta-kasih, ber-Setia, Kepercayaan, ber-Sopan-santun, Keadilan, Suci Hati dan Tahu Moral.



9.
Kitab Suci Nabi yang di-turun-kan ke Duniawi. 
Ke-semua-nya kalau di-baca, Dewata-Dewata, saitan-saitan dan jin-jin pasti memuja. 
Jika tua-muda dan sekalian mem-baca dan men-taati-nya. 
Semua-nya pasti dalam keadaan tentram dan aman sentosa.


Penjelasan:
Kitab Suci Nabi setelah di-kurnia-kan ke Duniawi ini, jika di-baca Dewata-Dewata, saitan-saitan dan jin-jin pasti memuja-nya, jika tua-muda mem-baca dan telah men-taati, segala hal pasti dalam keadaan baik.



10.
Dalam Alam Semesta dapat di-bagi dalam tiga batasan : Surga, Duniawi dan Neraka. 
Semua-nya adalah dalam pertimbangan oleh: Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee”, 
Jika mata-Nya melihat bagai-kan kilau-nya kilat. 
Sedikit pun tidak terlolos dari penglihatan-Nya.


Penjelasan:
Alam Semesta ini di-bagi dalam tiga batasan ialah: Surga, Duniawi dan Neraka, ke-semua-nya itu di-urus dan di-adil-kan oleh-Nya, karena mata-Nya yang bagai kilauan kilat, selalu membedakan yang benar atau salah dengan tepat.



11.
Yang berdiri di samping kanan dan kiri-Nya. 
Adalah Dewata: “Fap Tung” yang penuh Cinta Kasih dan yang satu penuh Hati Penolong, 
Di masa hidup-Nya pernah rela menyayat daging diri-Nya. 
Perlu di-jadi-kan obat untuk menolong fakir miskin.


Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” di-sampingi oleh dua “Fap Tung” yang satu penuh Cinta Kasih dan yang satu penuh Hati Penolong, Penghidupan-nya “Fap Tung” ini sering ke gunung-gunung untuk mencari bahan obat. Pada sesuatu saat hari di gunung sedang mencari bahan-bahan obat, ia melihat seorang Tua sakit keras yang harus di-beri obat dan daging, oleh karena Ia tidak rela untuk memotong barang hidup, maka Ia dengan ikhlas hati terus menyayat daging tubuh-Nya diri sendiri untuk menolong Orang tua, begitu-lah se-umur hidup-Nya Ia memang amat sering untuk menolong pada yang susah.



12.
Di badan-Nya senantiasa membawa tujuh macam wasiat, 
Dapat di-ubah segala-gala-nya menurut hati-Nya. 
Di dalam tangan-Nya senantiasa memegang sepasang pedang naga. 
Yang mendukung Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee”.


Penjelasan:
Dua “Fap Tung” yang ber-Cinta Kasih Sayang dan Hati penuh Penolong ini senantiasa mendampingi dan menjaga Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee”, Ia memiliki ban pinggang yang ber-aneka warna dan wasiat, tangan-Nya senantiasa memegangi sepasang pedang naga, mereka dengan wasiat tersebut dapat mengubah segala hal yang menurut sesuka hati-Nya.



13.
Di kalangan Surga berada Bintang Pengawal yang ber-nama Nam Teu dan Pek Teu. 
Ke-dua-dua-Nya adalah Pembesar-Pembesar-Nya Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee”. 
Men-jalan-kan hal Duniawi yang mengenai hidup dan wafat. 
Semua-nya di-timbang oleh mereka dengan nyata dan adil.


Penjelasan:
Pada Surga Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” ada Pengurus yang ber-nama “Nam Teu” untuk menimbang dan mengurus kejadian kehidupan, dan yang satu ber-nama “Pek Teu” untuk menimbang kematian. 



14.
Panglima Besar Halilintar. 
Ke-wibawa-an-nya mengharukan dari Timur ke Barat. 
Mempunyai Tentara Dewa yang ber-juta-juta. 
Ke-semua-nya takluk pada barisan Tentara Tuhan.


Penjelasan:
Panglima Halilintar yang ber-kewibawa-an-nya dapat meng-haru-kan seluruh Alam, mempunyai juta-an Tentara Dewa, ke-seluruh-an-nya takluk pada barisan Tuhan.



15.
Pelajaran dan Peraturan dari Tiga Agama: Kong Hu Cu, Buddha dan Tho. 
Semua dengan hati budi dan ber-Cinta-kasih. 
Semua pelajaran Agama ber-sama-sama tinggi Tingkat-nya. 
Semua-nya meng-hormat dan ber-sujud pada-Nya.


Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” senantiasa di-hormati, dan di-taati oleh pelajaran Agama dari : Kong Hu Cu, Buddha dan Tho, ke-semua-nya di-anggap sama rata tinggi tingkat-nya.



16.
Semua Dewata-Dewata di luar dari Surga yang ber-tingkat Sembilan atau yang berada di lain tempat, 
Dewa-Dewa yang berada di gunung-gunung besar. 
Ke-semua-nya itu men-taati perintah Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee”. 
Semua Dewa Dewi Bumi Semesta ini menurut-Nya.


Penjelasan:
Semua Dewa Dewi Bumi senantiasa menurut perintah dari Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee”.



17.
Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok”, 
Senantiasa se-hidup dengan Bintang, Bulan dan Sang Surya. 
Huruf dalam Kitab Suci ini telah meng-haru-kan Angkasa Raya serta Sang Surya. 
Sifat yang luhur senantiasa ber-tinggal se-lama-lama-nya.


Penjelasan:
Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” ini umur-nya sesama Bintang, Bulan dan Sang Surya panjang-nya, karena kata-kata dan Sabda-sabda-Nya amat luhur.



18.
Dalam Kitab Suci ini Sabda-sabda-Nya telah menjadi mustika untuk semua pelajaran Agama. 
Senantiasa tidak dapat di-banding-kan dengan lain-nya. 
Bisa men-jelma Orang biasa menjadi Nabi. 
Juga dapat men-jelma Roh yang telah wafat.


Penjelasan:
Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” ini adalah mustika dari segala pelajaran Agama, Ia dapat jadi-kan seorang biasa menjadi Nabi, juga bisa men-jelma Roh Orang mati.



19.
Ke-wibawa-an Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” amat nyata ke-ampuh-an-Nya. 
Hati Budi-Nya senantiasa dalam Kasih Sayang dan Setia pada Keadilan. 
Hati Kasih Sayang dan Kesetiaan pada Keadilan sebagai terang-nya Bulan dan Sang Surya. 
Men-jalan-kan ke-budi-an ber-hidup se-lama-lama-nya.


Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” karena senantiasa ber-Budi, Adil dan Kasih Sayang, maka Ia sama terang gemilang ber-gemerlap-an sebagai sinar-nya Dewi Bulan dan Sang Surya, juga dalam sepanjang masa tak kunjung padam ber-hidup terus-menerus.



20.
Ber-juta-juta kemalangan dapat di-lebur musnah. 
Men-jelma semua makhluk dalam Alam Semesta hidup subur. 
Hati Rohani-Nya senantiasa untuk menolong isi Alam Semesta. 
Dengan merata menolong segala-gala-nya ber-hidup subur.


Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” senantiasa me-musnah-kan hal-hal yang buruk dan malang, men-jadi-kan Alam Semesta ber-subur makmur.



21.
Tiga bagian dari Kitab Suci ini. 
Adalah asal sumber dari Kitab Suci segala Agama. 
Pelajaran Dewata, Nabi, Buddha dan Tho. 
Adalah sebagai bab pelajaran Agama yang pertama.


Penjelasan:
Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” ini yang di-bagi tiga bagian, adalah asal Mula dan sumber-nya Kitab Suci dari segala Agama.



22.
Mem-baca dan meng-hafal-kan Kitab Suci dengan se-sungguh hati. 
Dewa Bahagia mengurniai ke Rumah. 
Pagi dan malam mem-baca dan Sembahyang memasang dupa. 
Di luar atau di dalam rumah ada pemurah hati yang ikut.


Penjelasan:
Mem-baca Kitab Suci ini pada pagi dan malam dengan se-sungguh hati serta memasang dupa untuk sembahyang dengan se-tulus hati, akhir-nya Dewa Bahagia datang ke rumah, di dalam atau di luar rumah banyak pengasih sayang ber-duyun-duyun mengikut.



23.
Bagian bab pertama Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok”. 
Sering mem-baca segala bencana musnah. 
Pada yang meminta Rezeki. 
Banyak mem-baca Kitab ini pasti mujur.


Penjelasan:
Kitab Suci bagian pertama ini sering di-baca, selain bisa me-musnah-kan bencana, juga para peminta Rezeki, banyak mem-baca pasti mujur.



Setelah selesai membaca Kitab Suci bagian ini harus memberi sembah tiga kali.



Sumber: 
Buku Sumbangan dari Para Dermawan di Vihara atau Kelenteng