BAGIAN AKHIR
1.
Bagian bab terakhir dari Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok”,
Adalah Kitab Suci bagian peraturan hukum Tuhan yang di-kurnia-kan oleh: Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee”,
Amat Cinta Kasih Sayang, serta Adil.
Harus rajin-rajin belajar dan di-ingat di dalam hati.
Penjelasan:
Bab terakhir dari Kitab Suci yang di-namai “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” adalah ke-semua-nya Kitab Suci Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” yang menguraikan hukum Tuhan, Ia men-jalan-kan Cinta Kasih Sayang, dan serta Adil, harus-lah di-pelajari benar-benar.
2.
Tiap-tiap hari mem-baca sekali.
Nasib-nya pasti terang benderang.
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” men-jalan-kan Kasih Sayang dan serta Keadilan.
Banyak mem-baca men-datang-kan banyak Rezeki.
Penjelasan:
Tiap-tiap hari mem-baca sekali Kitab Suci ini, pasti mem-bawa nasib Baik, karena Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” ber-ke-wibawa-an Kasih Sayang dan serta Keadilan, maka akan men-datang-kan banyak Rezeki kepada kaum pemercaya-Nya.
3.
Mengorbankan diri untuk Cinta Kasih sesama.
Mengorbankan diri untuk Keadilan.
Kata-kata yang di-ajar-kan oleh “Kong Hu Cu” atau “Beng Tju”,
Harus belajar pada Nabi-Nabi tersebut.
Penjelasan:
Ber-korban diri untuk Cinta Kasih Sayang dan Keadilan, semua sabda-sabda-Nya Nabi dapat di-lihat dan di-baca dalam Ajaran “Kong Hu Cu” dan “Beng Tju”.
4.
Laki-Laki Perempuan dan Pemuda-Pemudi.
Men-dengar-kan Kitab Suci dengan teliti.
Rajin-rajin belajar kata sabda Nabi dan Orang pandai.
Makmur dan subur pasti ada pada diri sendiri.
Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” senantiasa meng-harap semua Orang yang tua-muda, Laki dan Perempuan be-rajin-rajin mem-baca dan men-jalan-kan sabda Kitab Suci ini, akhir-nya untuk diri sendiri pasti makmur dan subur.
5.
Ayah dan Ibu me-lahir-kan kita.
Menjadi besar harus ber-guna.
Sebagai Anak harus ber-bakti pada Orangtua.
Ber-bakti dan ber-hormat berarti meng-hormati pada Bapak Angkasa dan Sang Surya.
Penjelasan:
Ayah dan Ibu kita memelihara dan men-didik kita sejak lahir sampai besar, perlu-nya supaya kita menjadi seorang yang ber-guna, seharusnya kita ber-hormat dan ber-bakti kepada-Nya, ini-lah berarti juga meng-hormati pada Bapak Angkasa dan Sang Surya.
6.
Ayah-Bunda adalah pembudi yang terbesar.
Mereka adalah sebagai Angkasa dan Sang Surya.
Kalau men-cemar-kan Ayah dan Ibu.
Adalah sama meng-khianat kepada Angkasa dan Sang Surya.
Penjelasan:
Kita harus ingat pada Ayah dan Ibu yang senantiasa menanam budi pada diri kita. Karena mereka sebagai Angkasa dan Sang Surya, kalau tidak ber-bakti, berarti meng-khianati pada Bapak Angkasa dan Sang Surya.
7.
Di dalam sejarah Tiongkok dahulu ada 24 Anak yang ber-bakti.
Masih ber-tinggal di Surga Loka.
Di zaman dahulu yang men-jalan-kan ke-bakti-an pada Orangtua.
Ke-bakti-an-nya senantiasa meng-haru-kan Tuhan.
Penjelasan:
Pada zaman dahulu kala ada 24 Anak yang amat ber-bakti pada Ayah-Bunda-nya, sehingga sampai sekarang, mereka masih ber-tinggal di Surga, si Anak senantiasa ber-buat bakti itu amat meng-haru-kan Tuhan.
8.
Ber-tinggal sama-sama jangan ber-lain-an hati.
Bapak ber-Cinta Kasih, Anak harus ber-bakti.
Menjadi Kakak hati luas, menjadi Adik harus ber-sabar dan damai hati.
Begini-lah untuk mencari ratusan Rezeki.
Penjelasan:
Untuk mencari Rezeki, selamat dan bahagia harus ber-tinggal rukun dengan keluarga sebagai Ayah-Bunda amat Cinta Kasih pada Anak-Anak-nya, sebagai Anak ber-bakti pada Ayah-Bunda-nya, sebagai Kakak dan Adik ber-hati damai dan sabar, begini-lah perjalanan untuk mencari Rezeki.
9.
Ber-duduk diam sambil memikirkan hal yang lampau.
Jangan-lah ber-cakap-cakap hal yang tidak ber-guna.
Mengatakan Orang Lain yang ber-lebih-lebih-an.
Ke-semua-nya itu dengan sendiri-nya mendapat hukuman Tuhan.
Penjelasan:
Ber-duduk diam dan memikirkan hal yang lampau, jangan ber-cakap-cakap dan mengatakan Orang lain yang ber-lebih-lebih-an, bukan hanya tak ber-guna, bahkan di-hukum oleh Tuhan.
10.
Kalau banyak ber-cakap-cakap pasti mendapat kesalahan.
Ber-cakap-cakap jangan-lah melukai Orang.
Kalau tidak di-pelihara sifat ke-rohani-an.
Pasti menemui ke-susah-an dan ke-pahit-an.
Penjelasan:
Banyak ber-bicara bisa salah omong, kalau mengatakan sesuatu harus di-pikir-kan jangan melukai Orang, jika kita tak ber-sifat sabar, pasti mem-bawa ke-susah-an pada diri sendiri.
11.
Ber-kelakuan seperti: angin yang diam dan tentram dapat meng-gerak-kan air ber-umbak,
Hal yang bukan-bukan dapat timbul dengan sengaja.
Kalau men-jadi-kan hati Orang sakit atau benci.
Bintang maut dan bencana sudah ingin menimpa diri sendiri.
Penjelasan:
Kalau kita tak ber-sifat dan ber-laku baik, seperti umbak yang diam menjadi ber-gelora, menimbulkan sakit hati dan kebencian pada yang lain, semua-nya menjadi peristiwa yang tak baik, akibat-nya bahaya maut menimpa diri sendiri.
12.
Ber-cakap-cakap dengan suara keras adalah sikap yang buruk.
Hati-hati jangan-lah mengeluarkan kata-kata yang begitu.
Gusaran yang buruk atau ber-sumpah.
Ke-semua-nya menimpa diri sendiri.
Penjelasan:
Jangan-lah ber-kata dengan suara keras, karena sifat se-demikian ini amat buruk dan sekali-kali jangan marah-marah dengan kata-kata buruk atau ber-sumpah, ke-semua-nya ini mem-bahaya-kan dan mem-buruk-kan diri sendiri.
13.
Adat dan sifat yang keras.
Selalu menimbulkan banyak urusan yang men-celaka-kan diri.
Musuh-nya pasti ber-lipat ganda banyak-nya.
Harus-lah dan pasti-lah ber-sabar hati.
Penjelasan:
Jangan-lah ber-adat dan ber-sifat keras hati, karena bisa menimbulkan banyak peristiwa yang men-celaka-kan diri sendiri, bahkan men-datang-kan banyak musuh, maka kita harus ber-sabar hati benar.
14.
Ber-tengkar dan perkara di pengadilan.
Walaupun menang atau kalah arti-nya sama dengan kosong.
Ber-sabar menahan nafsu berarti menyimpan Rezeki baik.
Segala kejadian dapat di-ketahui oleh Tuhan.
Penjelasan:
Pertengkaran, perkara kalau sampai di pengadilan, baik menang walaupun kalah semua-nya itu kosong, kita harus sabar hati menahan nafsu, begini adalah cara-nya menyimpan Rezeki, maka segala perbuatan senantiasa di-ketahui oleh Tuhan.
15.
Ber-sifat baik, Semua Orang memuji-nya.
Damai hati, segala cita-cita akan tercapai semua.
Memberi maaf adalah sifat Kasih Sayang dan Keadilan.
Diri sendiri yang ber-sifat keras harus di-cegah.
Penjelasan:
Ber-sifat baik, semua Orang suka, damai hati pasti segala akan ter-capai, me-maaf-kan adalah sifat Kasih Sayang dan Adil, maka pada yang mempunyai adat jelek harus-lah ber-ubah.
16.
Hukum Tuhan di dalam Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok”.
Me-Nasehat-kan pada Duniawi men-jalan-kan Kebaikan.
Menyempurnakan perilaku Kasih Sayang, Keadilan dan serta ke-Moril-an.
Ini-lah pokok-nya hidup Manusia.
Penjelasan:
Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” ini memberi hukum untuk pokok pegangan ber-hidup-nya sesama Umat Manusia harus berlaku Kasih Sayang, Keadilan dan serta ke-Moril-an.
17.
Beras, gandum, kacang, ubi dan tjantel.
Adalah benda keperluan Manusia ber-hidup.
Tidak dapat memakai-nya jangan sembarangan dan ber-hambur-an.
Harus mengingat datang-nya dan mendapat-nya tidak mudah.
Penjelasan:
Bahan pangan yang seperti beras, gandum, kacang, ubi dan tjantel itu adalah keperluan hidup sesama Umat Manusia, kita harus ingat-ingat benar bahwa bahan pangan itu tak mudah mendapat-nya, maka harus ber-hemat memakai-nya jangan sekali-sekali di-hambur-kan.
18.
Bubur dan nasi adalah seperti jiwa Manusia.
Tidak me-makan tidak dapat hidup.
Walaupun datang-nya dari Bumi.
Harus mengingat tumbuh dan hidup-nya amat sukar.
Penjelasan:
Ingat-lah mengenai bahan pangan yang telah menjadi bubur dan nasi, harus di-pikir betul-betul bahwa bahan pangan itu sukar menanam-nya, walaupun tumbuh dari Bumi.
19.
Terhadap segala binatang juga se-demikian.
Jangan terlalu sering memotong-nya.
Kalau peraturan hukum yang harus di-pakai-nya.
Baru-lah dapat memakai.
Penjelasan:
Ingat-lah mengenai bahan pangan yang ber-jiwa, kalau memang hukum-nya harus pakai baru-lah dapat di-potong-nya, tapi jangan-lah sering mem-per-guna-kan bahan pangan yang ber-jiwa untuk meng-hambur.
20.
Tak menurut aturan memakai-nya.
Dapat-lah dosa dari Tuhan.
Segala benda yang di Angkasa dan Bumi senantiasa alam yang men-cipta-kan.
Banyak ber-hambur-an apa pun pasti ber-akibat kekurangan.
Penjelasan:
Bapak Angkasa dan Ibu Pertiwi men-cipta-kan segala benda di dalam Alam Semesta ini kita harus menurut aturan dan hukum Tuhan untuk memakai-nya, kalau tidak menurut aturan dan hukum Tuhan dan se-suka hati sewenang ber-hambur-an memakai-nya pasti dosa dan akhir-nya ber-akibat menderita.
21.
Perihal baik dan buruk itu tak ber-bayang dan berupa.
Walaupun di-lihat juga tak kelihatan dan tak ber-bekas.
Di-hisap juga tak ber-bau.
Kejadian yang se-macam itu pasti Tuhan, yang mengetahui.
Penjelasan:
Dewata-Dewata senantiasa mengetahui hal perbuatan sesama Umat Manusia yang baik dan buruk, walaupun perilaku itu sebagai bayangan yang tak berupa, ber-bekas dan ber-bau.
22.
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” men-jalan-kan perilaku yang baik.
Sabda-sabda-Nya senantiasa me-nasehati hati rohani Manusia.
Men-cintai rakyat seperti diri sendiri.
Tuhan tidak ber-hati dua.
Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” senantiasa memandang Umat Manusia sama rata, sabda-sabda Beliau ber-tujuan men-cintai rakyat sebagai men-cintai diri sendiri.
23.
Manusia ber-hidup di Dunia ini.
Terutama harus hati-hati menurut aturan.
Kalau tidak mengerjakan pekerjaan yang halal.
Berusaha sesuatu pasti sukar ter-capai.
Penjelasan:
Sesama Umat Manusia harus bekerja menurut aturan dan hukum Tuhan, kalau tak se-demikian bekerja pasti-lah banyak kesalahan yang di-derita.
24.
Ber-cabul dan ber-judi itu-lah merendahkan diri sendiri.
Harta benda itu telah di-tentu-kan.
Kerukunan rumah tangga itu-lah yang terutama.
Rajin bekerja harga-nya ribu-an emas.
Penjelasan:
Ingat-lah ber-lacur dan ber-judi itu merendahkan dan meng-hina diri sendiri, karena kekayaan telah di-tentu-kan, maka yang penting kerukunan rumah tangga, rajin bekerja besar arti-nya.
25.
Gila main dan gila judi.
Meng-akibat-kan keruntuhan rumah tangga serta meng-habis-kan harta benda.
Mem-baca-lah dan meng-hafal-kan Kitab Suci, harus cepat-cepat meng-ubah-nya.
Men-jadi-kan kebahagiaan dan kesenangan di dalam rumah tangga.
Penjelasan:
Ingat-lah kita ber-judi bisa meng-akibat-kan keruntuhan, maka kita harus ber-cepat-cepat ber-ubah kelakuan yang kurang baik, sebagai ganti-nya kita mem-baca Kitab Suci ini, bisa men-dapat ke-tolong-an dari Allah, senantiasa rumah rangga kita makmur dan sentosa.
26.
Tiap-tiap Manusia ada salah-nya.
Setelah mengetahui harus di-ubah.
Segala-gala hal kesalahan-nya diri sendiri.
Harus di-pelajar-kan pada Anak-Cucu.
Penjelasan:
Ingat-lah sebagai Manusia ada kesalahan-nya, tapi setelah mengetahui kesalahan itu harus di-perbaiki, kepada Anak-Cucu kita harus memberi pelajaran jangan sampai bersalah lagi sebagai diri-nya sendiri.
27.
Di dalam Kitab Suci men-jalan-kan perilaku baik.
Sebagai Umat Manusia harus ber-hati Jujur.
Mengingat pada hukum Tuhan dan baik hati.
Hal-hal itu dengan sendiri-nya mencari ke-Rezeki-an.
Penjelasan:
Dengan Kitab Suci ini mengajar kita hati jujur, jika hati jujur dengan segala-nya pasti membawa Rezeki.
28.
Tiap-tiap Manusia ber-pokok hati jujur.
Menjadi Manusia harus ber-bakti Hati.
Dengan giliran-nya hukum Tuhan.
Kalau tidak jujur semua hal sukar ter-kabul.
Penjelasan:
Ingat-lah kita harus ber-sifat hati jujur dan ber-bakti menurut aturan hukum Tuhan, Orang yang tak jujur sukar ide-nya akan ter-kabul.
29.
Menjadi Orang kalau tidak jujur hati.
Berarti mem-bahaya-kan diri sendiri.
Semua bencana dan kesulitan selalu datang.
Segala dosa dan kejahatan, diri sendiri yang men-cari-nya.
Penjelasan:
Kita kalau tak jujur hati pada sesama Umat Manusia, senantiasa diri sendiri dapat juga terlibat dalam suasana bahaya, bahkan segala mara bahaya dan kesulitan datang menimpa diri, ke-semua ini bukan Orang lain yang ber-buat, hanya diri sendiri yang men-datang-kan.
30.
Ber-sahabat-an harus memakai kejujuran dan keadilan.
Ber-sama-sama bekerja jangan-lah mementingkan diri sendiri.
Kalau segala hal hanya mengingat keuntungan diri sendiri.
Hati congkak angkuh men-jadi-kan diri-nya ter-jerumus ke dalam kesusahan.
Penjelasan:
Ingat-lah ber-kawan harus ber-hati jujur dan adil, jangan-lah memikirkan diri sendiri, dan akibat-nya diri sendiri menjadi congkak akhir-nya terjerumus ke jalan buruk.
31.
Rezeki bukan terletak di banyak-nya harta benda.
Banyak harta benda pun tidak dapat di-kata banyak Rezeki.
Rezeki adalah terletak di Anak-Cucu yang ber-bakti.
Anak-Cucu ber-bakti itu baru di-nama-kan banyak Rezeki.
Penjelasan:
Ingat-lah yang di-arti-kan Rezeki itu bukan dari sebab banyak-nya harta benda, juga tak dapat di-kata bahwa yang ber-harta benda banyak itu di-kata-kan banyak Rezeki, arti-nya Rejeki itu ialah Anak-Cucu amat ber-bakti, Anak-Cucu yang ber-bakti itu betul-betul di-nama-kan banyak Rezeki.
32.
Rumah tangga yang kaya raya dan mewah.
Jangan men-congkak-kan kemewahan-nya diri sendiri.
Ke-congkak-kan kebanyakan menipiskan Rejeki.
Dalam hati ber-Kasih-Sayang-lah yang menambahkan Rezeki.
Penjelasan:
Ingat-lah jangan men-congkak-kan kekayaan diri, karena ber-congkak itu meng-hilang-kan Rezeki, tapi hati ber-Kasih-Sayang senantiasa me-lipat-ganda-kan ke-Rezeki-an.
33.
Ber-kelakuan meng-hambur adalah seperti se-batang bunga.
Lebih baik memberi sedekah.
Kebaikan di-balas dengan Kebaikan.
Tuhan mem-berkahi kemakmuran baru-lah di-kata-kan makmur dan bahagia.
Penjelasan:
Ingat-lah jangan sekali-kali berlaku meng-hambur-kan harta, lebih baik berlaku sedekah pada sesama Umat Manusia, karena ada Budi ada balas, ada ubi ada talas, seseorang yang senantiasa ber-kelakuan baik Budi Tuhan senantiasa mem-berkati kemakmuran dan bahagia yang ber-limpah-limpah pada diri-nya.
34.
Se-waktu kekurangan, kemiskinan jangan-lah ber-putus harapan.
Kalau putus harapan, segala hal tak ter-capai.
Rajin, hemat dan mengetahui tugas diri-nya.
Kaya miskin itu senantiasa ber-gilir-an.
Penjelasan:
Ingat-lah pada saat serba kekurangan, kemiskinan sekali-kali jangan ber-putus harapan, karena putus harapan itu tak dapat men-capai tujuan, maka harus rajin-rajin bekerja, hemat dan mengetahui tugas tanggung jawab, kejadian hal kaya miskin itu sebagai putar-nya roda, senantiasa ber-gilir-an.
35.
Rumah gubuk sebagai tingkat-an.
Rejeki dari diri sendiri yang mem-perbaiki-nya.
Seseorang yang miskin.
Hanya di-perlu-kan dasar Kebaikan Moril-nya.
Penjelasan:
Ingat-lah walaupun dalam keadaan susah dan miskin, harus selalu ber-pedoman baik, maka Rezeki dan bahagia pasti ada.
36.
Ke-perilaku-an yang baik harus dilakukan.
Ke-perilaku-an yang tak baik harus cepat-cepat di-perbaiki.
Dalam ke-susah-an dan ke-miskin-an masih mengingat Kebaikan.
Tuhan pasti meng-ubah dan memberi seorang sebagai PENOLONG-nya.
Penjelasan:
Ingat-lah kelakuan atau perbuatan yang baik harus di-laksana-kan di sepanjang masa, sebalik-nya perbuatan yang tak baik harus cepat-cepat di-perbaiki, dalam pada waktu keadaan susah harus ber-pedoman hati baik, akhir-nya Tuhan pasti memberi seorang yang sebagai PELINDUNG-nya.
37.
Se-umur hidup tak men-jalan-kan keburukan dan kejahatan.
Dewata-Dewata pasti memuji-nya dan saitan-saitan juga meng-hormati-nya.
Ber-perilaku baik, ber-hati Jujur.
Kelakuan ini berlaku di semua pelajaran Agama.
Penjelasan:
Di masa se-umur hidup tidak membuat suatu hal yang curang atau jahat, Dewata-Dewata serta jin-jin meng-hormat, sampai di-mana-mana pun, kelakuan yang baik ini dapat di-terima di semua golongan Agama.
38.
Mem-perbaiki jembatan mem-bikin jalanan.
Memberi obat pada fakir miskin.
Sering ber-buat perilaku Amal.
Pasti meng-haru-kan hati Tuhan.
Penjelasan:
Ingat-lah kita sesama Umat Manusia dapat meng-haru-kan hati Tuhan, kalau ber-kelakuan baik, misal-nya : mem-bangun atau mem-perbaiki jembatan, jalanan, mem-per-lancar lalu lintas, memberi obat pada fakir miskin dan ber-Amal pada sesama-nya.
39.
Ber-buat Kebajikan adalah paling senang.
Ber-buat buruk Tuhan tak meng-izin-kan.
Jika perbuatan yang lampau ada yang tak baik.
Akhir-nya tak dapat di-habis-kan begitu saja.
Penjelasan:
Ingat-lah ber-buat Kebajikan adalah bagus, jika ber-hati jahat Tuhan pasti tak meng-izin-kan, di masa lampau ada melakukan kejahatan akhir-nya bagaimana peng-habis-an.
40.
Se-umur hidup ber-buat jahat.
Harus di-ubah menjadi hati baik.
Kalau tidak cepat-cepat meng-ubah-nya.
Segala saitan-saitan pasti meng-ikut badan diri-nya.
Penjelasan:
Ingat-lah perbuatan tak baik harus cepat-cepat di-ubah menjadi hati baik kalau masih tidak insaf untuk mem-perbaiki, dapat-lah senantiasa di-kepung dan di-ikuti oleh saitan.
41.
Ber-kelakuan hati tidak Jujur.
Berserakan gelisah selama-lama-nya.
Ber-hati serong senantiasa men-celaka-kan diri sendiri.
Cepat-cepat tuk ber-ubah dapat-lah kebebasan dari malapetaka.
Penjelasan:
Ingat-lah ber-kelakuan jahat dan serakah senantiasa men-jadi-kan dalam hati gelisah selama-lama-nya, dan ber-hati serong akhir-nya bikin celaka diri sendiri, maka ubah-lah sifat itu akhir-nya dapat kebebasan.
42.
Angkasa dan Bumi men-cipta-kan Manusia.
Baik dan jahat adalah dari hati diri sendiri.
Ber-kelakuan baik dalam rumah tangga banyak Rezeki.
Orang jahat dosa-nya mendalam.
Penjelasan:
Ingat-lah segala Manusia itu yang di-cipta-kan oleh Bapak Angkasa dan Ibu Pertiwi, di-antara-nya ada yang baik ada yang jahat, yang baik men-datang-kan Rezeki dalam rumah tangga, selain daripada itu Manusia yang ber-buat jahat akhir-nya men-dapat dosa yang amat berat.
43.
Di kalangan Pemuda-Pemudi yang ingin maju.
Baik-baik guna-kan waktu yang maha berharga.
Pokok hidup di Duniawi ialah ber-Kasih Sayang.
Semua Anak-Cucu pasti ber-bakti.
Penjelasan:
Ingat-lah Pemuda-Pemudi, maju terus semangat berjuang, baik-baik-lah mem-per-guna-kan waktu yang maha berharga, harus ber-sifat Kasih Sayang akhir-nya pada kemudian hari semua Anak-Cucu terhadap Orangtua pasti ber-bakti.
44.
Orang jahat tak ber-peri-kemanusiaan.
Kesalahan harus di-perbaiki dan di-betuli.
Masa depan dan pekerjaan masih banyak.
Harus men-jaga hari depan-nya.
Penjelasan:
Penjahat itu ialah tak ber-peri-kemanusiaan, jika ber-buat salah harus cepat-cepat di-perbaiki, karena hari depan masih jauh, harus-lah men-jaga untuk di kemudian hari.
45.
Hati jahat dan ber-bisa.
Kesalahan harus di-insafi dan di-perbaiki sendiri.
Di dalam hati meng-guna-kan akal daya jahat.
Pasti men-dapat hukuman Tuhan.
Penjelasan:
Ingat-lah hukum Tuhan senantiasa menentang sesama Umat Manusia ber-hati jahat, ber-hati bisa dan ber-akal buruk.
46.
Ber-kelakuan tidak karuan, dosa-nya ber-juta-juta.
Untuk pencaharian amat sukar.
Per-cerai-an dengan Istri dan ber-pisah-an dari Anak.
Anak-Anak-nya menjadi pengkhianat dan sukar hidup-nya.
Penjelasan:
Ingat-lah ber-kelakuan yang buruk menjadi ber-jubel-jubel dosa-nya, pekerjaan dan pencaharian hidup amat sukar, men-jadi-kan ber-cerai dengan Istri, ber-jauh-an dengan Anak-Anak, akhir-nya Anak-Anak menjadi pengkhianat dan sukar untuk mencari nafkah.
47.
Hukum Tuhan itu ber-gilir-an.
Meng-hukum perbuatan jahat selama hidup-nya.
Cepat-cepat-lah meng-ubah hati rohani.
Di dalam Jasa ke-akhirat-an harus di-buat dulu.
Penjelasan:
Ingat-lah hukum Tuhan senantiasa ber-gilir-an, yang buruk di-hukum seumur hidup-nya susah, maka cepat-cepat meng-ubah hal buruk itu supaya membuat ber-Jasa di Akhirat.
48.
Jangan-lah meng-anggap Tuhan tuli dan gagu.
Pem-balas-an cepat atau lambat pasti ber-jalan.
Memberi hadiah pada yang baik, dan meng-hukum pada yang jahat.
Setiap saat harus di-ingat-ingat.
Penjelasan:
Ingat-lah jangan sekali-kali ber-anggap-an bahwa Tuhan tak tahu, tak men-dengar dan tak melihat, ke-semua hukum-Nya di-jalan-kan cepat atau lambat, yang baik di-hadiahi dan yang jahat di-beri hukum.
49.
Di dalam Kitab Suci menurut hukum Tuhan.
Setelah di-hafal-kan harus di-simpan baik-baik.
Siapa yang menyiarkan atau men-cetak lagi Kitab Suci ini.
Mendukung Kitab Suci yang dari abad purba.
Penjelasan:
Ingat-lah Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” ini adalah menurut hukum Tuhan, setelah di-hafal-kan harus baik-baik di-simpan, yang rela dan ikhlas men-cetak lagi untuk di-siar-kan pada umum berarti mem-bantu dukung Kitab Suci yang dari abad purba.
50.
Kitab Suci cipta-an Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” di-kurnia-kan ke Duniawi.
Memberi pelajaran duniawi supaya tetap ber-tinggal ke-Morilan-nya.
Menolong sesama Tuhan pasti mengetahui.
Memberi nasehat supaya berlaku baik pasti ber-Jasa.
Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” mengurniakan Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” ini perlu-nya supaya Duniawi berlaku baik, yang baik budi Tuhan mengetahui, pasti di-beri Kebaikan dan Jasa.
51.
Rumah tangga yang menabung Kebaikan.
Tuhan pasti memberi kebahagiaan.
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” menambahkan umur panjang dan Rezeki.
Untuk keturunan Anak-Cucu-nya pasti makmur.
Penjelasan:
Pada rumah tangga yang sering menabung Kebaikan Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” pasti mengetahui dan memberi Rezeki, panjang umur dan Rezeki untuk keturunan makmur.
52.
Be-ratus-ratus Kitab Suci di-sebar dan di-cetak.
Mencari nafkah pasti ada yang melindungi.
Tiga atau lima ratus Kitab Suci di-cetak.
Pengacau dan penyakit berat dapat di-obati-nya.
Penjelasan:
Ingat-lah siapa yang men-cetak Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” be-ratus-an Kitab untuk di-sebar-kan pada kalangan umum, pencaharian hidup-nya pasti ada yang melindungi, apa lagi kalau men-cetak sampai tiga atau lima ratus jilid, semua pengacau lenyap dan penyakit berat pasti sembuh.
53. Yang men-cetak be-ribu-ribu Kitab Suci ini.
Harta benda ke-mewah-an terus-menerus turun temurun.
Dengan gotong royong men-cetak-nya.
Menabung Rezeki sampai di dalam Rumah.
Penjelasan:
Ingat-lah siapa yang men-cetak Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” untuk di-sebar-kan pada kalangan umum sampai be-ribu jilid, harta kekayaan dapat turun-temurun ke Anak-Cucu-nya, kalau mem-bantu secara gotong royong banyak Rezeki datang pada rumah-nya.
54.
Men-cetak, di-tulis dengan tangan atau menyiarkan Kitab Suci.
Ke-semua-nya be-kerja untuk Jasa ke-rohani-an.
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” hati-Nya ber-Kasih-Sayang dan ber-Keadilan.
Tidak me-rugi-kan pada Orang yang mem-bantu Kitab Suci ini.
Penjelasan:
Siapa yang mem-bantu menyiar dengan secara tulisan tangan atau men-cetak Kitab Suci ini, senantiasa beruntung tak berugi-nya.
55.
Dengan ikhlas hati mem-bantu.
Rezeki banyak dan umur pasti panjang.
Memberi Kitab Suci berarti menanam ke-Rezeki-an.
Roh kejahatan senantiasa tidak masuk ke dalam badan.
Penjelasan:
Dengan ikhlas hati kita mem-bantu menyebarkan Kitab Suci ini, akhir-nya pasti panjang umur dan banyak Rezeki, segala keburukan senantiasa hilang lenyap dari diri kita.
56.
Se-umur hidup mem-baca be-ribu-ribu kali.
Apa yang di-rencana-kan semua-nya bagus dan makmur.
Se-umur hidup-nya mem-baca Kitab Suci ini.
Pada waktu wafat-nya pasti naik ke Surga.
Penjelasan:
Ingat-lah sering-sering mem-baca Kitab Suci ini dari se-hari tiga kali, semua rencana dan cita-cita pasti ter-kabul, makmur dan akhir-nya setelah wafat pasti naik ke Surga.
57.
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” men-cipta-kan Kitab Suci ini.
Menjadi Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok”.
Tiap-tiap Orang dapat mem-baca-nya.
Tuhan, menambah banyak Rezeki.
Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” men-cipta-kan Kitab Suci ini supaya kalangan umum mem-baca dan dapat banyak Rezeki.
Setelah selesai membaca Kitab Suci Bagian ini yang Terakhir harus memberi Sembah tiga kali.
* * * TIGA BAGIAN KITAB SUCI INI TELAH SELESAI * * *
Sumber:
Buku Sumbangan dari Para Dermawan di Vihara atau Kelenteng